11 Contoh Teks Deskripsi Lengkap dengan Pengertian dan Ciri-cirinya

Teks deskripsi adalah teks yang menggambarkan objek, tempat, dan peristiwa tertentu secara rinci dan jelas sehingga membuat pembaca seakan melihat serta merasakan objek yang dideskripsikan.

Ciri objek dalam teks deskripsi sifatnya khusus. Artinya, objek itu kemungkinan berbeda dengan objek lain walaupun jenisnya sama. Objek yang dideskripsikan juga sifatnya personal.
Ciri-Ciri Teks Deskripsi

Mengutip dari buku buku Ragam Teks dan Aplikasinya karya Ika Setiyaningsih dan Modul I Bahasa Indonesia Paket B Kemdikbud, ada beberapa ciri pokok teks deskripsi. Apa saja?

Menjelaskan gambaran objek dengan rinci
Membuat pembaca mendengar atau merasakan sendiri objek yang diamati oleh penulis
Menggambarkan dan menuliskan sesuatu
Melibatkan indra sehingga gambaran objek jadi jelas
Banyak memakai kata khusus, seperti biru toska, hijau cerah, dan lainnya
Bersifat personal dan memakai kata-kata yang mengandung emosi kuat, contohnya kucingku yang lucu, ombak menggempur, dan sebagainya.

Contoh Teks Deksripsi

Berdasarkan buku Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia untuk SMA dan MA Kelas X oleh Asul Wiyanto, Bahasa Indonesia untuk SMK Tingkat Semenjana oleh Nani Darmayanti, Explore Bahasa Indonesia Jilid 1 untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Erwan Rachmat, Sumber Belajar Kemdikbud, dan arsip detikEdu, berikut ini beberapa contoh teks deskripsi:

1. Tari Merak

Tari Merak adalah salah satu tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan burung merak. Seniman Sunda, Raden Tjetje Somantri mengangkat tata cara dan gerakan burung merak dari tingkah laku mereka.

Pakaian penari Merak bermotif seperti bulu merak. Kain dan bajunya mencerminkan bentuk dan rona bulu, misalnya hijau, biru, dan hitam.

Kostum penari Merak dilengkapi sepasang sayap yang membentang seperti kipas supaya menambah keindahan penarinya. Kepala penari mengenakan mahkota sebagaimana jambul yang bertengger di kepala burung merak.

Tari Merak kerap dipentaskan dalam resepsi perkawinan atau penyambutan tamu agung. Karena populer, tari ini juga sering ditampilkan dalam acara internasional sehingga cukup terkenal di mancanegara.

2. Rumah di Belakang Gunung Ciremai

Setelah ketua rombongan memberi isyarat, kami bergerak meninggalkan Hotel Ayong, Linggarjati. Kami menapaki jalan menuju sebuah rumah di belakang hotel. Rumah itu masih tampak baru, berada persis di antara hotel dan sungai kecil yang bergemericik.

Pemandangan indah mengitari rumah tersebut. Di sebelah kiri rumah, di seberang sungai, terlihat sawah bertingkat-tingkat yang berbatasan dengan bukit-bukit rimbun.

Di depan rumah ada sawah ladang terhampar mengarah ke Kota Cirebon. Di belakang rumah, Gunung Ciremai kokoh menjulang tinggi, seolah-olah menjaga rumah yang cukup besar itu.

Di teras rumah telah tersaji nasi panas dan beraneka lauk. Ada bermacam-macam sayur dan ayam goreng, sambal, dan lalapan. Yang lebih istimewa, ada ikan bakar yang masih mengepulkan asap dan begitu gurih aromanya.

Sepoi angin gunung yang dingin dan aroma ikan bakar membuat kami semakin lapar, selera makan semakin meningkat. Karena itu, setelah dipersilakan tuan rumah, kami tak malu-malu menikmati semua hidangan dengan lahap. Enak, gurih, dan pedas kami rasakan sampai perut terisi penuh.

3. Upacara Bendera

Tiang bendera di sekolahku terpancang tegak di pinggir lapangan upacara. Tingginya sekitar 7 meter dan dicat putih. Di ujung tiang ada sang merah putih berkibar. Bendera tersebut baru saja dikibarkan pada upacara Senin pagi.

Anto, kakak kelaskulah yang mengibarkan bersama kedua temannya Senin minggu ini. Para pembawa bendera itu mengenakan topi, seragam merah putih, dan sepatu hitam. Sebagaimana para pengibar bendera itu, aku dan peserta upacara lainnya pun beratribut lengkap. Sebelum pukul 7, kami telah berbaris rapi di lapangan sambil mengecek kembali atribut upacara yang dikenakan.

Upacara biasanya selesai pukul 8 saat matahari sudah menyinari daun-daun di pohon sekolah. Dari situ setiap pekan di hari Senin, aku turut mendapat siraman sinar matahari pagi yang hangat.

4. Rumah Tongkonan

Rumah Tongkonan adalah rumah adat Tana Toraja. Rumah adat ini memiliki bentuk menyerupai perahu dari kerajaan Cina zaman dahulu. Rumah Tongkonan juga disebut mirip dengan rumah adat asal Sumatra Barat, yaitu Rumah Gadang. Rumah adat ini pun masih ditinggali untuk beraktivitas sehari-hari.

Kata “Tongkonan” sendiri berasal dari kata “tongkon” yang artinya duduk. Tongkonan berfungsi sebagai pusat pemerintahan, kekuasaan adat, dan perkembangan kehidupan sosial budaya masyarakat Tana Toraja pada zaman dahulu. Rumah ini adalah warisan secara turun-temurun nenek moyang Tana Toraja dan tidak bisa dimiliki perorangan.

Rumah tongkonan dinilai sebagai ibu oleh Masyarakat Toraja. Sementara, bapaknya adalah alang sura (lumbung padi). Rumah tongkonan terdiri dari tiga bagian di dalamnya, yaitu bagian utara, tengah, dan selatan. Ruangan di bagian utara, Tengalok, berfungsi sebagai ruang tamu dan tempat anak-anak tidur, serta tempat menaruh sesaji.

Ruangan sebelah utara, ruang sambung, merupakan ruangan untuk kepala keluarga meski dianggap sebagai sumber penyakit. Ruangan yang terakhir di bagian tengah disebut Sali. Ruang ini berfungsi sebagai ruang makan, pertemuan keluarga, dapur, juga tempat meletakkan orang yang sudah meninggal.

Utara merupakan arah yang penting untuk rumah adat Tongkonan dan masyarakat Tana Toraja. Semua rumah tongkonan menghadap ke arah utara. Utara dan ujung atap yang berjejer mengarah ke utara adalah lambang bahwa leluhur mereka datang dari utara dan pada saatnya nanti mereka akan berkumpul kembali di utara.

Kepala kerbau merupakan ciri khas dari rumah Tongkonan. Kepala kerbau tersebut dipasang di depan rumah dan tanduk-tanduk kerbau disemat di tiang utama di depan setiap rumah. Semakin banyak jumlah tanduk kerbau yang terpasang di depan rumah, artinya semakin tinggi pula derajat keluarga tersebut. Tanduk kerbau di depan tongkonan adalah simbol kemampuan ekonomi keluarga yang mendiami rumah tersebut ketika upacara penguburan anggota keluarganya.

Keunikan yang terdapat di rumah Tongkonan adalah tidak memakai unsur logam (seperti paku) dalam pembuatan tongkonan. Rumah adat Tongkonan terus dibangun dan didekorasi ulang oleh masyarakat Toraja. Alasannya bukan karena perbaikan, tetapi lebih untuk menjaga gengsi dan pengaruh dari kaum bangsawan. Pembangunan kembali rumah Tongkonan akan diiringi upacara rumit yang turut melibatkan seluruh warga dan tidak jauh berbeda seperti upacara pemakaman.

Rumat adat Tana Toraja, Tongkonan, oleh pemerintah diajukan agar masuk daftar warisan budaya dunia UNESCO sejak tahun 2010.

5. Rumah Adat Joglo

Rumah Adat Joglo berasal dari Provinsi Jawa Tengah. Rumah adat joglo dibangun dengan kerangka bangunan utama yang terdiri dari soko guru yang berupa empat tiang utama penyangga struktur bangunan serta tumpang sari yang terdiri dari susunan balok yang disangga oleh soko guru. Ada empat pilar utama yang berfungsi sebagai penyangga utama rumah. Tiang utama ini masing-masing juga menggambarkan arah arah angin, barat-utara-selatan-timur.

Lalu, ada pendapa atau pendopo yang letaknya di ruangan paling depan rumah Joglo. Ruangan ini luas tanpa sekat dan biasanya dimanfaatkan sebagai tempat pertemuan untuk acara besar, contohnya wayang kulit, tari, gamelan dan sebagainya. Saat diadakan, syukuran biasanya pendapa adalah tempat bagi tamu besar.

Bagian Pringgitan adalah bagian penghubung antara pendopo dengan rumah dalem. Antara ruangan ini dengan pendopo biasanya dibatasi dengan seketsel dan dengan dalem dibatasi dengan gebyok. Fungsi pringgitan umumnya sebagai ruang tamu. Kemudian, bagian Dalem adalah tempat bersantai para keluarga. Bagian ruangan ini sifatnya lebih privasi.

6. Pantai Pangandaran

Pantai Pangandaran berlokasi di Kabupaten Pangandaran, di sebelah tenggara Jawa Barat. Pantai Pangandaran terbagi menjadi dua sisi, yaitu barat dan timur. Di sekitar Pangandaran barat ada bukit hutan yang merupakan cagar alam.

Selain hutan, terdapat ada pula gua alami dan buatan serta air terjun yang mengarah ke Pangandaran. Sementara, di sisi timurnya ada banyak kios kuliner yang menawarkan menu makanan laut. Di sana pun ada pasar ikan segar yang didistribusikan langsung dari para nelayan.

Pengunjung turut dapat menikmati berbagai olahraga air, misalnya jet ski dan banana boat di sisi pantai Pangandaran timur.

7. Pantai Ora

Pantai Ora ada di Desa Saleman, Kecamatan Seram Utara, Maluku. Pantai Ora layak untuk disandingkan dengan pantai-pantai indah di dunia. Tempat ini sering disebut surga tersembunyi Indonesia karena kemolekannya yang amat memukau. Keindahannya tak hanya menarik minat warga Indonesia saja, wisatawan asing tak ingin kalah dengan melewatkan tujuan wisata alam satu ini.

Pantai Ora punya pasir yang putih bersih, air laut yang biru jernih, juga kekayaan yang membuatnya kerap dijuluki surga duniawi. Keindahannya semakin memesona dengan deretan pohon kelapa hijau yang daunnya meliuk ke kiri dan ke kanan bagaikan penari.

Menikmati pagi hari di Pantai Ora merupakan pengalaman yang menakjubkan. Warna keemasan di langit akan mulai terlihat. Indah, menenangkan, dan membawa kehangatan.

Deretan pegunungan yang mengitari Teluk Saleman pelan-pelan terlihat jelas. Gagahnya Gunung Hatusaka, sebagai ‘Sang Komandan’ dari deretan pegunungan itu menampakkan diri. Dari kejauhan terlihat jajaran pondok penginapan di Pantai Ora. Jelang senja, kita disuguhi pemandangan lain yang menakjubkan. Mentari yang kuning keemasan perlahan tenggelam di ufuk barat. Ia secara perlahan pergi dan membuat mata sulit berkedip untuk tak melewatkan pesonanya. Betul-betul ciptaan Tuhan yang luar biasa.

8. Detik-Detik Pengibaran Bendera Merah Putih Saat Upacara HUT RI di Istana

Upacara HUT RI ke-76 dilaksanakan di halaman Istana Merdeka pada 17 Agustus lalu. Ada tiga anggota Paskibraka yang mengibarkan bendera Merah-Putih dengan diiringi lagu “Indonesia Raya”.

Saat Merah Putih dikibarkan, seluruh peserta berdiri tegak sempurna dan memberi hormat kepadanya. Upacara peringatan HUT RI ke-76 ini digelar terbatas dengan mematuhi protokol Kesehatan terkait COVID-19.

9. Kamar Tidur

Kamar tidur merupakan salah satu tempat favorit di rumah. Dinding kamarnya bercat putih dan terdapat tempat tidur dengan sprei berwarna biru muda bermotif polos.

Di atas tempat tidur ada satu bantal, guling, selimut, lengkap dengan dua boneka beruang berwarna cokelat. Kamar tidur juga memiliki meja belajar kecil yang terbuat dari kayu dan diletakkan di sebelah kiri tempat tidurl

Selain itu, lemari pakaian berwarna hitam berdiri ada sisi meja belajar. Kamar tidur ini mempunyai jendela agar bisa melihat ke halaman rumah dan jalanan.

10. Kecelakaan di jalan lintas Bukittinggi-Padang

Kecelakaan beruntun telah terjadi di jalan lintas Bukittinggi-Padang, Sumatra Barat hari Sabtu lalu. Kecelakaan itu melibatkan sembilan unit kendaraan yaitu enam mobil dan tiga motor. Kecelakaan ini disebabkan truk tronton pembawa sembako yang melaju dari Padang Panjang ke arah Bukittinggi.

Truk tersebut bermaksud menghindari angkot yang tengah berputar arah, sehingga sang sopit membanting setir ke kiri. Namun, truk justru menabrak sembilan kendaraan lain. Akibatnya, sejumlah kendaraan pun tercebur ke dalam kolam ikan dan lahan persawahan.

11. Tempat Pensil Hadiah Ulang Tahun

Aku baru mendapat hadiah ulang tahun berupa tempat pensil dari sahabatku. Tempat pensil itu berbentuk boneka kelinci warna merah muda. Bahannya sangat lembut bagai bulu boneka dan terdapat risleting di salah satu sisinya untuk membuka dan menutup. Aku mengisi tempat pensilku ini dengan dua pensil kayu, dua bolpoin warna hitam, satu penghapus, dan satu stabilo warna kuning.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *